--Semakin aku mencintaimu, aku semakin ingin memangsamu.
Lalu apakah kehausan ini, rasa sakit ini akan tersembuhkan jika aku menjadi satu denganmu?
Semakin aku mendekat, kau pun semakin menjauh.
Kau terlihat sangat jauh. Bagaikan sebuah ilusi yang samar.
[Richter]
Lalu apakah kehausan ini, rasa sakit ini akan tersembuhkan jika aku menjadi satu denganmu?
Semakin aku mendekat, kau pun semakin menjauh.
Kau terlihat sangat jauh. Bagaikan sebuah ilusi yang samar.
[Richter]
- --Sudah datang seperti apa yang dibilang, tapi tempat ini... Bukankah rumah hantu yang sering dibicarakan itu...?
- Orang-orang yang kutanya dijalan semuanya menjawab tempat yang sama, jadi tidak mungkin salah... iya kan?
- (Kerabatku tinggal di tempat sepernti ini? Yang benar saja?)
- Haa... Lagipula tidak mungkin juga papa bilang yang aneh-aneh tentang mereka.
- Kya!!
- (Yang penting sekarang aku harus memeriksanya.)
- ...Permisi!
- .........
- Permisi!!
- (Tidak ada jawaban... Aah, bagaimana ini? Ternyata tidak ada orang. Lampunya juga tidak menyala.)
- (Tentu saja kan? Lagipula rumah ini kan rumah hantu yang terkenal disekitar sini...)
- (Mana mungkin kenalan dari orang gereja tinggal di rumah yang berhantu seperti ini...)
- (Pasti ada suatu kesalahan, iya kan?)
- Yui: Eeh?! Ada panggilan dari gereja di luar negri? Lalu besok sudah harus berangkat..?
- Ayah: Jangan berbicara dengan suara keras begitu, Yui. Tenanglah sedikit.
- Yui: Te,tenang sedikit bagaimana...? Semua orang juga akan terkejut kalau tiba-tiba diberitahu seperti ini kan?
- Lagipula luar negri itu... tepatnya dimana?
- Ayah: Umm. Itu... Katanya sih di daerah Eropa utara.
- Yui: Eropa utara?!
- Ayah: Ya. Waktu ayah muda dulu, ayah pernah kesana.
- Tiba-tiba saja datang panggilan resmi dari gereja disana.
- Yui: Uhh.. Lalu bagaimana dengan gereja ini?
- Ayah: Pengganti ayah akan segera datang. Untuk masalah ini kamu tenang saja.
- Lagipula...Jika ada masalah, di Jepang masih ada kamu.
- Yui: ...eh?
- Ayah: Yui...Dengarkan baik-baik. Ayah bermaksud untuk pergi kesana sendirian.
- Yui: ...!?
- Ayah: Ayah tidak bisa membawamu kesana.
- Yui: Apa..? Pergi sendirian begitu saja...Aku juga..
- Ayah: TIDAK BISA!
- Yui: Uh..!? Ayah?
- Ayah: Maafkan ayah...Ayah juga sangat sedih harus berpisah denganmu.
- Tapi...Hanya untuk hal ini saja, mengertilah. Ini juga demi dirimu.
- Yui: ...Meninggalkan putrimu satu-satunya di Jepang itu adalah demi... aku?
- Ayah: Ukh...
- Yui: (Ayah terlihat sangat sedih. Tapi kenapa ia tidak mau aku pergi bersamanya?)
- ...Ayah tidak bisa menolaknya?
- Ayah: Sudah berapa kali ayah berpikir untuk menolaknya, tapi...ada pekerjaan yang hanya ayah yang bisa mengerjakannya.
- Yui: ...Pekerjaan yang hanya ayah yang bisa mengerjakannya?
- Ayah: Ukh...
- Selain itu, ayah sudah mengatur agar kehidupanmu tidak sulit disini.
- Ayah akan berangkat besok. Sampai nanti, kemas barang-barangmu dan pergilah ke alamat ini.
- Yui: Siapa yang tinggal disini..?
- Ayah: Selama ini ayah tidak pernah memberitahumu, disana rumah kerabat kita.
- Karena mereka punya hubungan dengan gereja, pasti mereka mengerti keadaan sekarang ini.
- Mereka orang yang tidak akan berbuat buruk kepadamu.
- Andalkan mereka, anggap saja sebagai pengganti ayah.
- Yui: ...baiklah...
- (Tapi mana mungkin kan kalau 'rumah hantu' ini...)
- Haah..Seharusnya aku memaksa saja ikut dengan ayah ya.
- (Tapi, waktu itu ayah benar-benar bersikukuh. Rasanya sama sekali tidak ingin membawaku pergi.)
- (Apa alasanya sampai-sampai menolak seperti itu ya?)
- (Lagipula, pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh ayah itu...apa?)
- (Ayah kan hanya seorang pastur biasa...)
- Eh?!
- (Tadi...Pintu ini terbuka dengan sendirinya?)
- Uh...Tidak mungkin, kan?
- --Permisi~! Ada orang dirumah-?
- ...Saya putri dari Komori. Saya rasa ayah sudah memberitahukan tentang kedatangan saya. Permisi..
- (Sudah masuk, tapi...Ternyata benar, tidak ada tanda-tanda ada orang disini.)
- (Tapi seharusnya ada orang karena pintunya terbuka! Pa-pasti begitu kan, ya...?)
- Uh...Aku boleh masuk kan-?
- (Uuuh...Setelah dipikir-pikir, seram juga ya... Tapi, terus berada di luar juga tidak bisa..)
- (...Ternyata benar tidak ada siapapun. Ini aneh... Kalau begitu bagaimana pitu itu bisa terbuka?)
- Mungkin alamat yang diberikan ayah salah...
- (Mungkin aku harus mencoba menghubungi ayah... Tapi sebenarnya aku tidak ingin membuatnya khawatir.)
- (Tapi, terus begini juga masalahnya tidak akan selesai ya...? Ermm.. Hp, Hp... eh?!)
- .......
- Kya!
- (Dari cahaya petir tadi...te-terlihat bayangan seseorang!)
- A-anu..Permisi..?
- .......
- (Dia sedang tidur? Bu-bukan...Orang ini...)
- Halo? Kamu orang rumah ini?
- .......
- Halo? Kamu tidak apa-apa...?
- (Uh...? Aku tidak sengaja menyentuhnya tadi... Tubuhnya sangat dingin.)
- Eh? Tidak bernafas...! Su-sudah meninggal!!
- --Uhh!!
- (Apa ini? Tiba-tiba jantungku terasa sakit...!)
- (...Bagaimana ini...?)
"--Kamu berada dimana? Dimana... Dimana kau?"
- (Uh...Entah suara siapa...Terdengar di telingaku...)
- Haa..haa..Ugh.. Yang penting sekarang... Aku harus memanggil ambulans...
- (Walaupun keadaan badanku juga aneh... Tapi pertama-tama aku harus melakukan sesuatu pada orang ini.)
- --Ha,halo? Tolong kirimkan ambulans. Eeh.. Disini ada orang meninggal.
- Eh? Alamat... Eh, ini...
- ...Uh...
- ...eh?
- ...Berisik.
- Kyaaaaaaaaaaaaa!?
- (Pe-pergelangan kakiku...Ditangkap!?)
- Haa-...? Apa-apaan kamu ini? Seenaknya masuk rumah orang.
- Hya!?
- (O-orang ini tadi jantungnya sudah berhenti berdetak... Tapi kenapa?!)
- Ah...Ternyata perempuan. Sedang apa kamu disini, haa?
- Bu, bukannya kamu... tadi...
- Tadi apa? Ada yang salah dengan tidur di rumah sendiri?
- Ti,tidur? Ta,tapi... Aku yakin tadi...
- (Jantungnya sudah berhenti berdetak, iya kan?)
- ------'aku yakin tadi' apa?
- Uh...!?
- (Apa...!? Aku di, ditarik?!)
- Kamu datang di saat yang tepat. Aku sedang lapar.
- Santapan nikmat saat bangun tidur... kukuku...