Aku akan terbunuh.
Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh.
Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh.Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh.
Suara langkah kaki itu melekat pada punggungku.
Jika [dia] menangkapku, aku akan terbunuh.
Aku tidak mau mati.
Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati.
Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati.
Aku tidak mau terbunuh. Aku tidak mau mati. Aku ingin hidup.
Instingku menggerakan hati dan tubuhku.
[Aku] masih ingin hidup ------!
Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh.
Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh.Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh. Aku akan terbunuh.
Suara langkah kaki itu melekat pada punggungku.
Jika [dia] menangkapku, aku akan terbunuh.
Aku tidak mau mati.
Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati.
Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati.
Aku tidak mau terbunuh. Aku tidak mau mati. Aku ingin hidup.
Instingku menggerakan hati dan tubuhku.
[Aku] masih ingin hidup ------!
"Di suatu negri, di sebuah desa tinggalah seorang gadis bernama Dorothy."
"Dia dan anjing kesayangannya, Toto, diterbangkan oleh angin puyuh ke sebuah negri ajaib bernama Oz."
"Dorothy yang menemukan sepatu perak ajaib terus berjalan di jalanan berbata kuning."
"Agar bisa pulang ke kampung halamannya, dia harus bertemu dengan Penyihir Oz yang tinggal jauh di Kota Emerald."
"Dia dan anjing kesayangannya, Toto, diterbangkan oleh angin puyuh ke sebuah negri ajaib bernama Oz."
"Dorothy yang menemukan sepatu perak ajaib terus berjalan di jalanan berbata kuning."
"Agar bisa pulang ke kampung halamannya, dia harus bertemu dengan Penyihir Oz yang tinggal jauh di Kota Emerald."
"Bersama teman-temannya, ia terus berjalan di jalan berbata kuning."
"Orang-orangan sawah yang bodoh. Robot penebang pohon yang tidak memiliki hati. Dan seekor singa penakut."
"Demi apa yang mereka impikan, mereka pergi melakukan perjalanan panjang bersama."
"Orang-orangan sawah yang bodoh. Robot penebang pohon yang tidak memiliki hati. Dan seekor singa penakut."
"Demi apa yang mereka impikan, mereka pergi melakukan perjalanan panjang bersama."
"Ujung dari jalan ini adalah masa depan yang jauh. Dan jalan setelahnya adalah masa depan yang selalu kuimpikan."
"Walaupun terlihat buram namun berwarna seperti pelangi. Tidak berwarna, namun sebenarnya penuh warna."
"Dengan serpihan yang perlahan memudar di hatiku, jalanku ini terus mengarah kepadamu."
"Walaupun terlihat buram namun berwarna seperti pelangi. Tidak berwarna, namun sebenarnya penuh warna."
"Dengan serpihan yang perlahan memudar di hatiku, jalanku ini terus mengarah kepadamu."
??? : Hm…
Kesadaran perlahan-lahan masuk kedalam kepala gadis itu.
Yang ia rasakan di pipi dan ujung-ujung jarinya adalah butiran kecil pasir yang dingin.
Bulu matanya bergetar lalu perlahan ia membuka matanya.
Kesadaran perlahan-lahan masuk kedalam kepala gadis itu.
Yang ia rasakan di pipi dan ujung-ujung jarinya adalah butiran kecil pasir yang dingin.
Bulu matanya bergetar lalu perlahan ia membuka matanya.
???: U, uhh... Aku…
Menaikan setengah badannya dengan menggunakan tangan sebagai tumpuan, dia melihat sekeliling.
Baik warna dinding, bentuk batu yang tersusun di tanah, dan bau pasir yang menggantung di udara tidak ada dalam ingatannya.
Ia tidak mengetahui apapun selain fakta bahwa dia terbangun di sebuah gang gelap.
???: Dimana ini…?
Dengan terhuyung-huyung dia mencoba berdiri. Tetapi melihat sekelilingnya dari pandangan yang lebih tinggi ternyata tidak merubah apapun.
???: …?
Saat ia merasakan kehadiran seseorang dibelakangnya, dia perlahan-lahan berbalik.
???: ……!
Menaikan setengah badannya dengan menggunakan tangan sebagai tumpuan, dia melihat sekeliling.
Baik warna dinding, bentuk batu yang tersusun di tanah, dan bau pasir yang menggantung di udara tidak ada dalam ingatannya.
Ia tidak mengetahui apapun selain fakta bahwa dia terbangun di sebuah gang gelap.
???: Dimana ini…?
Dengan terhuyung-huyung dia mencoba berdiri. Tetapi melihat sekelilingnya dari pandangan yang lebih tinggi ternyata tidak merubah apapun.
???: …?
Saat ia merasakan kehadiran seseorang dibelakangnya, dia perlahan-lahan berbalik.
???: ……!
Pria Berambut Perak: …
???: (Si, siapa orang ini...?)
Tersisir oleh angin, rambut peraknya bergerak lembut.
Mata yang mengintip diantara helai rambut itu jelas menatap sang gadis. Tatapan tajam itu membuatnya mundur selangkah.
???: (Aku tidak bisa hanya mengabaikannya saja, iya kan?)
Menelan ludahnya, akhirnya ia mengeluarkan suaranya.
???: Ma, maaf…
???: (Si, siapa orang ini...?)
Tersisir oleh angin, rambut peraknya bergerak lembut.
Mata yang mengintip diantara helai rambut itu jelas menatap sang gadis. Tatapan tajam itu membuatnya mundur selangkah.
???: (Aku tidak bisa hanya mengabaikannya saja, iya kan?)
Menelan ludahnya, akhirnya ia mengeluarkan suaranya.
???: Ma, maaf…
[Selamat siang]???: Se, selamat siang...
|
[Dimana ini?]???: Ma, maaf. Kamu tahu ini dimana?
|
[Siapa kamu?]???: Maaf… Kamu siapa?
|
Pria Berambut Perak: .....
???: (Di, dia tidak menjawab...)
???: (Tentu saja, dia kan tidak mengenalku.....)
Pria Berambut Perak: ......Akhirnya kutemukan juga.
???: ...Eh?
???: ([Ketemu] katanya....?)
????: "Anu, apa kamu mengenalku?"
Pria Berrambut Perak: "Kau adalah.... Mangsaku."
???: Ah, jadi begitu. Aku adalah mangsa―
???: .....Eeeeeeeh, mangsamu?!
???: (Di, dia tidak menjawab...)
???: (Tentu saja, dia kan tidak mengenalku.....)
Pria Berambut Perak: ......Akhirnya kutemukan juga.
???: ...Eh?
???: ([Ketemu] katanya....?)
????: "Anu, apa kamu mengenalku?"
Pria Berrambut Perak: "Kau adalah.... Mangsaku."
???: Ah, jadi begitu. Aku adalah mangsa―
???: .....Eeeeeeeh, mangsamu?!
Pria Berambut Perak: "Kemarilah. Akan kuhancurkan kau."
Kebencian terasa dengan jelas saat dia mengarahkan ujung pedang besarnya pada gadis itu.
???: (A, aku harus kabur...!)
Instingnya memaksa tubuhnya untuk bergerak.
Pada waktu yang bersamaan dengan pedang itu mengayun, gadis itu berbalik lalu melarikan diri.
???: (Aku tidak tahu harus pergi ke arah mana, tapi--)
???: (Aku harus kabur dari orang ini...!)
Kebencian terasa dengan jelas saat dia mengarahkan ujung pedang besarnya pada gadis itu.
???: (A, aku harus kabur...!)
Instingnya memaksa tubuhnya untuk bergerak.
Pada waktu yang bersamaan dengan pedang itu mengayun, gadis itu berbalik lalu melarikan diri.
???: (Aku tidak tahu harus pergi ke arah mana, tapi--)
???: (Aku harus kabur dari orang ini...!)
???: (Se, sebaiknya aku pergi ke mana?)
???: Permisi, tolong beri jalan!
Layaknya membelah lautan manusia, gadis itu terus, terus berlari.
Tempat dimana banyak orang yang berlalu-lalang dan juga orang-orang yang dengan dengan terkejut membuka jalan disana pun sama sekali tidak ada di dalam ingatannya.
Pria Berambut Perak: Tunggu, mangsaku!
???: Ti, tidak mau!
???: (Bagaimana ini, bagaimana ini?)
Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana cara untuk kabur.
Apapun yang akan terjadi nanti itu bagaimana nanti.
???: (Jika aku tertangkap... Dia akan membunuhku.)
???: Permisi, tolong beri jalan!
Layaknya membelah lautan manusia, gadis itu terus, terus berlari.
Tempat dimana banyak orang yang berlalu-lalang dan juga orang-orang yang dengan dengan terkejut membuka jalan disana pun sama sekali tidak ada di dalam ingatannya.
Pria Berambut Perak: Tunggu, mangsaku!
???: Ti, tidak mau!
???: (Bagaimana ini, bagaimana ini?)
Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana cara untuk kabur.
Apapun yang akan terjadi nanti itu bagaimana nanti.
???: (Jika aku tertangkap... Dia akan membunuhku.)
Aku akan terbunuh.
Suara langkah kaki itu melekat pada punggungku.
Jika [dia] menangkapku, aku akan terbunuh.
Aku tidak mau mati.
Aku tidak mau terbunuh. Aku tidak mau mati. Aku ingin hidup.
Instingku menggerakan hati dan tubuhku.
[Aku] masih ingin hidup ------!
Suara langkah kaki itu melekat pada punggungku.
Jika [dia] menangkapku, aku akan terbunuh.
Aku tidak mau mati.
Aku tidak mau terbunuh. Aku tidak mau mati. Aku ingin hidup.
Instingku menggerakan hati dan tubuhku.
[Aku] masih ingin hidup ------!
???: Kyaa!
Kakinya tersandung sesuatu lalu pemandangan di sekitarnya turut berputar.
???: (A, aku akan jatuh…!)
Merasa dirinya akan segera membentur tanah, dia menutup matanya rapat-rapat.
Suara Pria: Hup.
???: (…?)
Tidak terasa ada benturan atau rasa sakit sama sekali.
Perlahan-lahan ia membuka matanya.
Kakinya tersandung sesuatu lalu pemandangan di sekitarnya turut berputar.
???: (A, aku akan jatuh…!)
Merasa dirinya akan segera membentur tanah, dia menutup matanya rapat-rapat.
Suara Pria: Hup.
???: (…?)
Tidak terasa ada benturan atau rasa sakit sama sekali.
Perlahan-lahan ia membuka matanya.
Gadis itu berada dalam pelukan seorang pria berambut oranye.
Pria Berambut Oranye: Apakah kau terluka, nona?
???: Tidak… Aku tidak apa-apa.
Suara Pria: Tentu saja dia tidak apa-apa kan? Kamu sendiri yang sengaja menangkapnya dengan tubuhmu.
Pria Berambut Oranye: Apakah kau terluka, nona?
???: Tidak… Aku tidak apa-apa.
Suara Pria: Tentu saja dia tidak apa-apa kan? Kamu sendiri yang sengaja menangkapnya dengan tubuhmu.
Pria Berambut Oranye: Kyrie…. Masih ada banyak cara untuk menghentikan gadis ini selain dengan membuatnya terjatuh, kan?
Pria Berambut Hijau: Benar juga sih. Tapi aku melakukannya karena percaya kalau Caramia pasti akan menyelamatkannya.
Pria Berambut Oranye: Kau ini…
???: U,umm…
???: Terimakasih sudah menyelamatkanku. Nama kalian…
Caramia: Caramia. Dan orang berkepribadian buruk ini Kyrie.
???: Caramia-san dan Kyrie-san…
Kyrie: Hee… Seperti baru pertama kali mendengar saja.
???: Eh?
Kyrie: Yang seharusnya bertanya-tanya itu adalah aku. Karena di kota ini, lebih tepatnya di distrik ini hampir tidak ada yang tidak mengenal kami.
Caramia: Benar juga ya. Nona ini sebenarnya datang dari---
Pria Berambut Perak: …...Terkejar juga.
Pria Berambut Hijau: Benar juga sih. Tapi aku melakukannya karena percaya kalau Caramia pasti akan menyelamatkannya.
Pria Berambut Oranye: Kau ini…
???: U,umm…
???: Terimakasih sudah menyelamatkanku. Nama kalian…
Caramia: Caramia. Dan orang berkepribadian buruk ini Kyrie.
???: Caramia-san dan Kyrie-san…
Kyrie: Hee… Seperti baru pertama kali mendengar saja.
???: Eh?
Kyrie: Yang seharusnya bertanya-tanya itu adalah aku. Karena di kota ini, lebih tepatnya di distrik ini hampir tidak ada yang tidak mengenal kami.
Caramia: Benar juga ya. Nona ini sebenarnya datang dari---
Pria Berambut Perak: …...Terkejar juga.
???: !!!
Pria Berambut Perak: Hei, Mangsa….. Kau pikir kau bisa lari dariku? Sekaranglah saatnya. Akan kusantap jiwamu.
Kyrie: Aah, maafkan aku. Aku benar-benar lupa tentangmu. …… Tuan Pengacau dari hutan dalam.
???: Maksudmu 'pengacau' itu…
Caramia: Oi,oi. Kamu ini dikejar oleh orang yang tidak kamu kenal?
Caramia: Dia ini tinggal di hutan diluar kota dan merupakan salah satu dari kawanan yang bernama Wolf--
Dia tiba-tiba berhenti bicara. Sambil menggaruk pipinya dengan jari telunjuk, ia melemparkan pandangan pada Kyrie.
Kyrie: Pemimpin dari Wolfgang. Namanya adalah Caesar.
Caramia: Aah, benar, benar. Itulah namanya.
???: Caesar-san…
Walaupun dia mencoba mengucapkannya, tapi nama itu tidak ada dalam ingatannya.
Caesar: …… Kuhancurkan kau!
Caramia: Benar-benar kasar, ya. Ya, biasanya juga begitu sih. …… Kyrie, kuserahkan nona kepadamu.
???: Caramia-san!?
Dengan sigap Kyrie menahan gadis itu dengan tangannya.
Kyrie: Tolong jangan pergi kemana-mana. Apakah kamu mau ikut terbawa dengan orang-orang kasar itu?
Kyrie: Kalau aku sih tidak akan. Aku benci hal-hal yang menyusahkan.
???: Tapi…
Kyrie: Tidak perlu khawatir, masalah ini akan terselesaikan seperti biasanya.
???: Seperti biasa…?
Caesar menurunkan pedang besarnya. Dia merendahkan tubuhnya, mengambil ancang-ancang dan kemudian berlari.
Pedangnya mengayun lincah, mengincar Caramia.
Caramia kalah satu langkah. Untuk menghindarinya, ia bergerak lurus untuk menghilangkan jarak dengan Caesar.
Pria Berambut Perak: Hei, Mangsa….. Kau pikir kau bisa lari dariku? Sekaranglah saatnya. Akan kusantap jiwamu.
Kyrie: Aah, maafkan aku. Aku benar-benar lupa tentangmu. …… Tuan Pengacau dari hutan dalam.
???: Maksudmu 'pengacau' itu…
Caramia: Oi,oi. Kamu ini dikejar oleh orang yang tidak kamu kenal?
Caramia: Dia ini tinggal di hutan diluar kota dan merupakan salah satu dari kawanan yang bernama Wolf--
Dia tiba-tiba berhenti bicara. Sambil menggaruk pipinya dengan jari telunjuk, ia melemparkan pandangan pada Kyrie.
Kyrie: Pemimpin dari Wolfgang. Namanya adalah Caesar.
Caramia: Aah, benar, benar. Itulah namanya.
???: Caesar-san…
Walaupun dia mencoba mengucapkannya, tapi nama itu tidak ada dalam ingatannya.
Caesar: …… Kuhancurkan kau!
Caramia: Benar-benar kasar, ya. Ya, biasanya juga begitu sih. …… Kyrie, kuserahkan nona kepadamu.
???: Caramia-san!?
Dengan sigap Kyrie menahan gadis itu dengan tangannya.
Kyrie: Tolong jangan pergi kemana-mana. Apakah kamu mau ikut terbawa dengan orang-orang kasar itu?
Kyrie: Kalau aku sih tidak akan. Aku benci hal-hal yang menyusahkan.
???: Tapi…
Kyrie: Tidak perlu khawatir, masalah ini akan terselesaikan seperti biasanya.
???: Seperti biasa…?
Caesar menurunkan pedang besarnya. Dia merendahkan tubuhnya, mengambil ancang-ancang dan kemudian berlari.
Pedangnya mengayun lincah, mengincar Caramia.
Caramia kalah satu langkah. Untuk menghindarinya, ia bergerak lurus untuk menghilangkan jarak dengan Caesar.
Caramia mencabut pistolnya lalu menempelkannya di tengah-tengah dahi Caesar.
Caramia: Tempat ini adalah daerah kekuasaan Oz. Penggunaan senjata tajam dan kekerasan dilarang keras. …...Kalau kau tidak mau kepalamu itu berlubang seperti sarang lebah, pergilah sekarang.
Caesar: ……
Kyrie: Walaupun aku tidak suka gambaran dari sarang lebah, tapi kurasa itu bagus juga untuk dipakai sebagai metafora.
Kyrie melepaskan tangan gadis itu lalu menjentikan jarinya.
Dengan jentikan jari Kyrie sebagai tanda,beberapa pria berbaju hitam muncul bersamaan mengepung Caesar. Pistol di tangan mereka mengarah tepat kepada targetnya.
Caramia: Tempat ini adalah daerah kekuasaan Oz. Penggunaan senjata tajam dan kekerasan dilarang keras. …...Kalau kau tidak mau kepalamu itu berlubang seperti sarang lebah, pergilah sekarang.
Caesar: ……
Kyrie: Walaupun aku tidak suka gambaran dari sarang lebah, tapi kurasa itu bagus juga untuk dipakai sebagai metafora.
Kyrie melepaskan tangan gadis itu lalu menjentikan jarinya.
Dengan jentikan jari Kyrie sebagai tanda,beberapa pria berbaju hitam muncul bersamaan mengepung Caesar. Pistol di tangan mereka mengarah tepat kepada targetnya.